Selasa, 23 April 2013

Kelayakan Usahatani Tanaman Tahunan


1.        Apa tujuan dari studi kelayakan usahatani tanaman tahunan?
Jawab:
                                                                                                                                                  Tanaman tahunan adalah tanaman yang biasanya berumur satu tahun atau lebih dan pemanenan hasilnya dilakukan lebih dari sekali serta tanaman tersebut tidak dibongkar dalam sekali panen.
Tujuan dari studi kelayakan usahatani tanaman tahunan antara lain untuk melihat bagaimana nilai cost dan benefit mengalami perubahan pada tingkat discount rate yang lebih tinggi maupun pada tingkat discount rate yang lebih rendah, memberikan gambaran mengenai besarnya pengaruh keberadaan suatu proyek terhadap kesejahteraan sosial masyarakat suatu negara dengan cara melakukan penilaian antara cost dan benefit yang dapat ditimbulkan sebagai akibat keberadaannya, dan mengetahui usahatani tersebut layak atau tidak untuk dijalankan.

2.        Bagaimana langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan analisis usahatani?
Jawab:
·         Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.  Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan.
Rumus NPV dalam analisis proyek dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:
Bt    = Benefit (penerimaan usahatani pada tahun ke-t)
Ct    = Cost (biaya usahatani pada tahun ke-t)
n      = umur ekonomis proyek (10 tahun)
i       = tingkat suku bunga yang berlaku (14%)
Suatu proyek dikatakan layak untuk dilakukan bila menghasilkan NPV > 0. Bila NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan.

·         Internal Rate of Interest (IRR),
IRR merupakan nilai discount rate dimana hasil akhir NPV dari suatu analisis cost-benefit adalah bernilai nol, atau dengan kata lain, IRR merupakan kondisi dimana cost dan benefit dari suatu proyek adalah bernilai sama. IRR adalah suatu hal yang penting untuk mengukur dan melakukan penilaian terhadap discount rate yang diterapkan dalam analisis cost-benefit suatu proyek, sehingga dapat diketahui apakah nilainya menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

·         Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negative
Rumusan yang digunakan adalah:
     

Keterangan:
Bt        = Benefit (penerimaan kotor pada tahun ke-t)
Ct        = Cost (biaya kotor pada tahun ke-t)
n          = umur ekonomis proyek
i           = tingkat suku bunga yang berlaku

Kriteria yang dapat diperoleh dari penghitungan Net B/C antara lain:
Net B/C > 1, maka usahatani menguntungkan;
Net B/C = 1, maka usahatani tidak menguntungkan dan tidak merugikan;
Net B/C < 1, maka usahatani merugikan.

3.        Berikan contoh bagaimana anda melakukan analisis dengan cara Break Even Point (BEP)
Jawab:
                                                                                                                                                  Suatu BEP harga dapat di hitung dengan cara total biaya yang diketahui di bagi dengan jumlah produksi. Sedangkan BEP produksi dapat dihitung dengan membagi total biaya dengan harga satuan suatu produk.
Misalnya:
·         BEP Harga       =     Total Biaya       =   Rp 4.996.400,00  = Rp. 1.387,88
/buah
                           Jumlah Produksi               3.600
·         BEP Produksi  =     Total Biaya       =   Rp 4.996.400,00  = Rp. 3.331 buah
                                Harga satuan                  3.600
“ dengan tingkat harga jual Rp 1.400,00 usaha Brownies nano-nano akan mengalami titik impas ketika berproduksi sebanyak 3.331 buah brownies “ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar