Efektivitas
komunikasi pertanian dipengaruhi oleh semua unsur, yakni : unsur komunikator,
komunikan, saluran maupun pesan dalam kegiatan komunikasi.
Pada kenyataan setelah 5 tahun, pelaksanaan penyuluhan tidak
menjukkan perbaikan, sehingga perlu perbaikan, sehingga diperbaharui dengan
dikeluarkan SKB Mendagri dan Mentan Nomer: 301/Kpts/LP.120/4/1996 dan Nomer: 54
tahun 1996. tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Pada Era
Otonomi Daerah, diharapkan pelaksanaan penyuluhan akan terlaksana seen baik,
sehingga pelayanan prima terhadap petani akan menjadi kenyataan dan kemandirian
pembangunan pertanian di daerah sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat
tani Namun kenyataannya di lapangan dihadapkan banyak kendala, antara lain
proses komunikasi, motivasi, sikap penyuluh, partisipasi, kepemimpinan,
perilaku, kerja sama dan lain-lain. Begitu juga ada hubungan positif antara
Sikap terhadap EfektivitasPenyuluh Pertanian. Tetapi dari perhitungan antara
Motivasi terhadap Efektivitas Penyuluh Pertanian tidak ada hubungan positif
atau hipotesis tidak terbukti. Hubungan antara Komunikasi, Motivasi dan Sikap
secara bersama-sama terhadap Efektivitas Penyuluh Pertanian Lapangan ternyata
ada hubungan positif, walaupun relative kecil yaitu 8,38 %. Sedang sisanya
sebesar 93,62 % adalah faktor lain diluar ke 3 variabel diatas. Dengan
mengingat kondisi petani kita yang serba kurang baik kemampuan Sumber Daya
Manusia, Sumber Dana, Teknologi maupun Manajemen maka proses komunikasi dalam
bentuk transfer teknologi, metodologi, contoh-contoh berupa peraga baik
peralatan maupun demonstrasi perlu ditingkatkan. Juga motivasi dalam menunjang
sikap penyuluh terus ditingkatkan sehingga penyuluh bangga akan tugas dan
kewajibannya, sehingga akan membentuk penyuluh yang partisipatif dan
professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar